Senin, 10 Oktober 2011

ERA DIGITAL SABLON

      SEBUAH printer baru yang kemudian dimodifikasi disertai tinta khusus menjadi 
modal utama membentuk usaha SABLON DIGITAL sederhana di Jakarta. tidak 
hanya kamera yang masuk era digital, sablon merupakan salah satu produk 
sampingan. Era  DIGITAL SABLON membuat banyak waktu yang bisa dihemat, 
dan kualitas produk yang bisa ditingkatkan.
Apa yang membedakan sablon digital dengan sablon biasa? Pada sablon biasa, 
sulit bagi kita membayangkan harga pemesanan 50 buah kaus dengan 50 gambar 
yang berbeda. Harganya tentu sangat mahal, karena masing-masing gambar 
membutuhkan  screen sablon terpisah.
Bagi produk SABLON DIGITAL, prinsip kerja sablon yang diubah menjadikannya 

cukup bersaing dengan harga pasar, di samping kualitasnya yang sangat baik.
Bagi Anda yang masih berada di bangku SD dan SMP pada tahun 1960-an dan 
1970-an, pasti terkenang pemusik yang beken pada saat itu.
Wajah Alice Cooper, John Lennon, dan grup Deep Purple tak asing bagi kita. 
Gambar wajah mereka pun bisa kita cetak di atas T-shirt menggunakan setrika 
panas. Kualitas sablon setrika pada masa itu masih pas-pasan, tetapi cukup 
lumayan buat bergaya dengan wajah pemusik idola.

Generasi kini
Generasi sablon setrika sekarang menggunakan tinta khusus yang didatangkan 
dari luar negeri. Dengan tinta seharga Rp 450.000,00 kita dapat membuat 
sebanyak 100 kaus dengan gambar sablon yang berlainan.
Proses pembuatannya juga sederhana, yaitu menggunakan tinta khusus, sebuah
printer inkjet yang dimodifikasi, serta mesin pres. Hanya dengan tiga alat inilah, 
sablon digital sudah bisa dicetak pada kaus.
Gambar atau foto yang kita ambil dengan kamera digital, kemudian disem-
purnakan pada layar komputer. Hasil pekerjaan di layar komputer kemudian 
dicetak pada kertas HVS biasa.
Tidak seperti cara konvensional, kita tak lagi menggunakan screen. Hasil gambar
yang kita lihat di layar komputer secara utuh tercetak menggunakan printer modi-
fikasi. Dalam hal ini, kertas hanya menjadi media pemindah, karena kualitas tinta 
yang memegang peranan. Dan pada saat gambar selesai dicetak di atas kertas, 
kertas tersebut kemudian bisa dipindahkan ke atas kaus dan ditekan meng-
gunakan mesin pres.
Hasilnya menggembirakan, gambar warna yang kita saksikan di kertas pindah 
secara utuh ke atas kaos dengan resolusi tinggi.
Tidak seperti sablon biasa yang membutuhkan waktu lumayan lama untuk proses 
pengeringan, proses pengeringan pada sablon digital hanya 30 detik.
Dengan teknik ini, tentu saja tak hanya kaus yang bisa kita cetak dengan gambar 
kesukaan kita.



Sumber : http://aries-sablon.blogspot.com/2007/07/era-digital-kaus-sablon.html